depth reporting

Posted by Presiden Pers on Sabtu, 18 April 2009 3

Depth reporting
Depth reporting bisa diartikan sebagai peliputan yang mendalam, namun bukan hendak mempresentasikan fakta-fakta didalam pendekatan pertamanya, melainkan hendak memasuki sebuah penyelidikan yang orisinal, logis, memasukkan bernbagai tekanan dan kepentingan, membuat pembaca paham bukan kepada siapa dan apa, namun bagaimana, dan yang terpenting lalu mengapa. Dari definisi diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa depth reporting ialah mengabarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi dengan bentuk pelaporan yang mendetail. Namun, bukan berarti pula, bahwa pelaporan harus selalu menjadi panjang dengan sekian ribu kata. “panjang” tidak ada kaitannya dengan pelaporan depth.
Depth reporting berupaya menyajikan informasi yang begitu mendetail. Maka itu, teknik penulisan feuature article menjasdi alatnya. Bahkan, investigative reporting juga menjadi perangkat laporan depth ketika mengejar informasi, sebagai objek liputan, yang oleh seseorang sengaja disembunyikan.
Depth reporting juga merupakan pengembangan dari berita lama yang masih belum selesai dan merasa perlu untuk ditindak lanjuti / follow up untuk mendapat info baru dengan cara mewawancarai berbagai pihak yang terkait dengan berita lama tersebut.
Peliputan depth lebih dari sekedar berita biasa (straight news), bisa dikata pelaporan depth mendekati atau mirip dengan investigasi reporting.
Bagaimana mendapatkan tema untuk depth?
a.Media massa
b.Kliping
c.Nara sumber
d.Hp
e.Surat kaleng
f.Tv
Dalam peliputan depth sebelum turun kelapangan,seorang waratawan akan membutuhkan suatu perencanaan dan pengembangan tema, dalam dunia jurnalistik sering disebut dengan TOR(thema of reference) yang didalamnya ada tema dengan suatu uraian angle yang diambil dengan kalimat pendek dan jelas termasuk nara sumber didalamnya.

Tujuan pelaporan depth, menurut Ferguson & Patten, ialah untuk mendapatkan kelengkapan pengisahan (complete stories) – pengisahan dengan subtansi”. Maka itulah depth reporting sering disebut sebagai peliputan investigative yang terjadi secara natural. Penyelidikan yang dilakukan bukan disengaja ditujukan untuk mengungkap, atau membongkar adanya kasus, skandal, atau kejahatan yang sengaja ditutup-tutupi. Akan tetapi, terjadi dengan sendirinya. Skandal yang terungkap seakan tanpa sengaj dari upaya untuk menemukan detil kelengkapan kejadian. Tidak ada tujuan dari awal dan juga tidak ada upaya membuat semacam hipotesis bahwa disana diduga telah terjadi kejahatan diam-diam.

Panenpari@yahoo.co.id

Tagged as:
About the Author

Write admin description here..

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

3 komentar:

  1. ini blog ny siapa ????
    kok gak keurus si ? pdahal postingannya bgus ..
    pengunjungnya juga banyak ...

    BalasHapus
  2. silahkan mas prujung, sangat bersyukur bisa dikunjungi oleh master In Dept Reporting

    BalasHapus

© 2013 EDU FOR LIFE. WP Theme-junkie converted by Bloggertheme9
back to top